Let's Explore IT !

Kata mbah Bardolo, IT tidak hanya teknik.. IT tidak hanya sains..
Tetapi IT adalah juga seni, humanisme dan cinta....

Saturday 1 October 2016

Google Scholar : Tempat Narsisnya para Penulis dan Peneliti

Salah satu kebanggaan menjadi penulis dan juga peneliti adalah jika karya yang dipublikasinya itu banyak dibaca, atau bahkan dijadikan "acuan" oleh orang lain. Lalu bagaimana kita bisa tahu bahwa banyak pengguna yang menggunakan karya kita sebagai acuan? Ada banyak tools yang mampu melakukan pengukuran tersebut. Diantaranya adalah citation service dari Thomson Scientific,  dan  citation indexes yang dikembangkan scopus. Tetapi layanan Thomson dan Scopus ini merupakan layanan komersial. Sehingga membuat Google mengembangkan versi gratis-nya yang dikenal dengan nama Google Scholar.

Google Scholar (atau dalam bahasa Indonesia : Google Cendekia) merupakan layanan yang memungkinkan pengguna melakukan pencarian artikel ilmiah dalam berbagai format publikasi. Diluncurkan pada tahun 2004, indeks Google Scholar mencakup publikasi ilmiah dari berbagai sumber. Google Scholar ini menyediakan cara mudah untuk mencari literatur akademis secara luas. Dengan Google Scholar ini kita akan dapat menemukan artikel dari berbagai bidang ilmu dan referensi, termasuk jurnal ilmiah, makalah peer-reviewed, thesis, buku, abstrak, dan artikel lainnya, baik dari penerbit akademis, komunitas profesional, universitas, dan lainnya.

Tempat "Narsis" Para Penulis dan Peneliti 

Google Scholar memiliki fasilitas untuk membuat profil seorang penulis/peneliti. Disini para peneliti bisa "narsis" dengan memasang identitas pribadi (termasuk profile picture). lengkap dengan daftar karya ilmiah yang telah di publish-nya. Peneliti juga dapat menjadikan profil tersebut bersifat publik sehingga dapat muncul di hasil pencarian Google saat orang menelusuri namanya.

My GSC Profile
Yang menarik, Google Scholar juga memberikan hasil perhitungan Citation Indices yang meliputi perhitungan jumlah sitasi, h-index dan juga i10 index dari sitasi pada karya pemiliknya. Dengan demikian Google Scholar memberikan cara yang mudah bagi peneliti atau penulis untuk melacak kutipan atas artikel yang mereka buat. Peneliti dapat memeriksa siapa yang mengutip publikasinya, membuat grafik kutipan dari waktu ke waktu, serta menghitung metrik kutipan.  Meski sedikit berbeda dengan Thomson dan Scopus yang membuat laporan Citation Indexes berdasarkan data dari database yang mereka bangun sendiri, Google Scholar melakukan pengumpulan data dengan memanfaatkan artikel-artikel yang tersedia bebas di Internet, baik yang disimpan dalam website pribadi, website institusi, portal jurnal online, artikel buku, proceeding dan lain sebagainya.

Selanjutnya apa itu h-index? Wikipedia mencatat bahwa h-index adalah “an index that attempts to measure both the productivity and impact of the published work of a scientist or scholar”. Jadi h-index ini dapat digunakan untuk mengukur produktifitas dan impact dari sebuah publikasi ilmiah. Seorang ilmuwan yang memiliki indeks h berarti telah menerbitkan h makalah yang masing masing telah dikutip oleh publikasi lain setidaknya h kali. Jadi, indeks-h mencerminkan jumlah publikasi dan jumlah kutipan per publikasi. Indeks ini dirancang untuk memperbaiki indeks sebelumnya seperti jumlah total kutipan atau publikasi. Sebagai contoh jika pada google scholar saya di atas memiliki h-index sebesar 9, itu berarti bahwa ada 9 makalah saya yang masing masing telah dikutip oleh publikasi lain setidaknya sebanyak 9 kali.

Sedangkan  i10-index dapat dijelaskan sebagai berikut : “The i10-index indicates the number of academic publications an author has written that have at least ten citations from others”.  Jadi jika sitasi di Google Scholar saya nilai i10-index-nya adalah 8, maka itu berarti bahwa terdapat 8 artikel yang dikutip oleh minimalnya 10 artikel lain.

Tentang Sitasi dan Kutip Mengutip

Citation dalam bahasa Indonesia : sitasi atau sitiran. Kamus besar bahasa indonesia mengatakan bahwa sitasi atau sitiran adalah menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut oleh orang lain.  Sitasi juga digunakan dalam karya-karya ilmiah untuk memberikan  pengakuan tentang adanya pengaruh dari karya-karya yang telah ditulis sebelumnya. Sedangkan Citation index adalah indeks dari sitasi-sitasi antara berbagai artikel ilmiah yang kini telah berkembang sebagai studi tentang evaluasi hasil penelitian, dan bahkan menjadi dasar dari perhitungan Impact Factor sebuah jurnal.

Artikel Terkait :

10 comments:

prih said...

Apresiasi atas karya Bapak dan terima kasih atas sharingnya.
Salam

Teguh Wahyono said...

Makasih Ibu Prih atas kunjungannya... Berkah Dalem.. :-)

photobooth souvenir event said...

great job pak.. selalu semangat...

Anonymous said...

Halo Pak Teguh. Indeks sitasi, menarik sekali. Semoga bisa lebih menggiatkan kepenulisan dan mengurangi plagiarisme ya.
Selamat untuk buku-bukunya

Urang Batusangkar said...

Kalau yang ngutip tidak mencantumkan nama penulisnya gimana pak?

Qwords said...

hehhe google memang ga ada habisnya yah pak
btw, kalau butuh hosting kesini aja pak, di jamin murah hehehe

Hosting Surabaya

Anak Jalanan said...

salah satu keseruan didunia internet, sllu eksis di mbah google :D

Dety Anggraeny said...

woow jadi tahu ada google schoolar, terima kasih artikelnya.

anggita said...

cara mendaftar bagaiamana pak? baru tahu saya, pasti bukan hanya narsis saja ya pak, tapi ilmu bermanfaat sangat banyak disana

ismo said...

saya mau gabung kesitu bagaimana caranya pak? apakah ada linknya pak?

Post a Comment

Silakan masukkan komentar Anda... Bebas kok :-)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India