Let's Explore IT !

Kata mbah Bardolo, IT tidak hanya teknik.. IT tidak hanya sains..
Tetapi IT adalah juga seni, humanisme dan cinta....

Thursday 1 October 2009

Suatu Siang di Warung Makan Padang

1 Oktober 2009 - Selesai kuliah jam 10 pagi, perut terasa keroncongan.. Maklum semalem habis nonton Fase Group Liga Champion MU vs Wolfsburg sampai jam 4 pagi baru tidur. Untung jagoanku menang sehingga lumayan tertidur nyenyak meski cuma 2 jam. Karena jam 7 sudah harus berangkat kuliah dan melewatkan sarapan (maklum anak kost), maka siang ini rasa lapar begitu terasa.. hehe.... Setelah berpikir satu dua detik, akhirnya aku memutuskan untuk mampir ke warung makan padang deket kampus. Kebayang sudah, lezatnya masakan padang kesukaanku. Rendang, gulai gajebo, dendeng balado atau gulai kepala ikan kakap disertai sambal balado. Wuih muantab..


Masuk ke Rumah Makan tersebut, aku merasa ada yang aneh. Tidak seperti biasanya. Kulihat wajah-wajah yang "sayu" dan tidak bersemangat. Pelayan memang masih berusaha tersenyum menyambut kedatangan kami, tetapi suramnya raut wajah tidak bisa disembunyikan. Dan ketika aku baru menarik kursi untuk duduk dan pesan salah satu menu makanan favoritku, tiba-tiba HP salah seorang pelayan warung makan tersebut berbunyi. Entah kenapa, semua mata tertuju padanya. Dan setelah selesai mengangkat telpon, sang pelayan pun berkata "Ada gempa susulan.. diseputar Bundo Kandung.."

Ya Tuhan.. aku baru sadar. Aku masuk ke Warung Makan PADANG, dimana perhatian semua orang saat ini baru tertuju pada Gempa PADANG. Tentu saja mereka yang mengelola warung ini ada hubungannya dengan peristiwa gempa tersebut. Terutama dengan sanak saudara mereka yang ada di Padang.

Aku melihat semua yang berada di warung makan padang itu mendesah. Mengambil nafas dalam-dalam. Entah apa yang dipikirkan masing-masing dari mereka. Rasa laparkupun tiba-tiba hilang.. Berbaur dengan kesedihan yang mereka rasakan. Kamipun akhirnya pesan makanan ala kadarnya. Selanjutnya sambil makan, kami semua bertukar cerita. Entah mengapa tiba-tiba semua orang yang ada di Warung ini menjadi akrab. Seperti satu hati dan satu rasa. Si empunya warung bercerita bahwa keluarganya tinggal di Jalan Bundo Kandung. Tepatnya di belakang Hotel Bumi Minang di Padang. Hotel Bumi minang sendiri roboh akibat gempa 7,6 SR itu. Hotel berlantai tujuh itu kini rata dengan tanah. Sejumlah korban tewas yang tertimpa puing bangunan belum bisa dievakuasi. Tetapi untunglah keluarga mereka selamat, meski rumah rusak berat..

* * * *

Gempa.. Gempa.. Gempa..
Gempa begitu akrab dengan Indonesiaku. Gempa begitu akrab dengan saudara-saudaraku. Di Aceh, Klaten, Jogja, Jakarta, Tasikmalaya dan sekarang Sumatera barat...
Tuhan, apakah ini cobaanMu? Apakah ini hukuman-Mu? Atau, apakah ini karya agungMu, sebagai pemelihara keseimbangan alam?

Doa kami, semoga musibah ini tidak melebihi kekuatan kami untuk menanggungnya...
Amien

Pojok Cerita lainnya :

Friday 20 March 2009

My First Rafting : Amazing Experience

Posting kembali artikel dari catatan lama.. Berbagi sebuah pengalaman yang tak terlupakan, tentang indahnya sebuah persahabatan...  

Sungai Elo, 20 Maret 2009
Hari itu, cuaca yang biasanya mendung nampak cerah, secerah wajah-wajah kami ber-enam. Ya.. hari itu kami, enam dari Ilkom UGM Yogyakarta (Pak Ardian, Mas Rudi, Beni, Maya, Pak Henry dan saya) akan memulai sebuah petualangan mendebarkan yang disebut dengan "Rafting".

Bagi saya, itu adalah pengalaman perdana. Dan nampaknya bagi kami berenam, hanya Pak Rudi yang sudah cukup berpengalaman sebelumnya. Dengan semangat 45, kami menuju Sungai Elo, sebuah sungai yang terletak di kawasan Kabupaten Magelang dekat dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Perjalanan ke sungai ini kami tempuh dari sekitar 30 menit (start dari UGM Jogjakarta). Tepat pukul 13.00 kami sampai di lokasi. Setelah ganti baju, pakai pelampung, foto-foto sejenak dan mendapat sedikit breefing dari team Yogya Adventure, kami segera memulai petualangan.

Tidak jauh dari start poin (kurang lebih 20 meter), kami langsung dihadapkan dengan jeram pertama. Waahhh.. gila.. benar-benar memacu adrenalin. Jeram sungai menggulung-gulung perahu kita, mengombang-ambingkan dengan kasar kesana kemari. Untunglah Pak Barry, sang juru rafting dari Yogya Adventure yang mendampingi kita, cukup sigap mengatasi segala bentuk goncangan sang jeram. Dan ternyata teori tentang adrenalin benar bahwa sekali melewati titik ketakutan dalam dirimu, pasti akan ketagihan untuk mencobanya lagi”.

Setelah itu air cukup tenang membawa perahu karet yang kita pakai. Dan kalau air tenang, celakanya kita yang gak tenang.. Karena harus mendayung sekuat tenaga agar perahu kita jalan dengan lebih cepat. Pak Ardy yang terlihat paling bersemangat ketika mendayung, karena dia mengidentikkan dayungannya dengan angkat barbel ketika dia fitness.. Sama-sama membentuk bisep dan trisep, hehehe.. Lain lagi Beni.. Pemuda yang satu ini mendayung terus tanpa henti... Tapi ya itu, mendayungnya dengan lemah lembut.. Air di sungaipun tidak ber-riak oleh dayungannya.. (just kidding friend.. hehehe).

Sungai Elo memiliki jarak sepanjang 12 km dengan lama pengarungan lebih kurang 2,5 - 3 jam. Sepanjang sungai, kami bisa melihat pemandangan yang begitu indah. Kami berada di tengah-tengah sungai, dimana kanan kiri kami adalah tebing-tebing menjulang dengan pohon-pohon besar dan rimbun. Sungguh kami bisa merasakan keagungan Illahi dalam kondisi seperti ini. Entah berapa kali kami bertemu dengan para pemancing dan penjala ikan.. Sesekali, Maya (satu-satunya cewek di team kami), tak kuasa menahan tawanya melihat adegan "kolor ijo" di beberapa titik sungai. Pak Rudi dan Pak Henrypun tersenyum=senyum ketika berpapasan dengan ibu-ibu yang sedang mandi di Sungai.. Entah apa arti senyum itu (hahahaha...).

Menurut pak Barry, sungai Elo ini masuk kategori kelas III untuk Rafting. Cocok untuk kita-kita yang masih pemula, karena tingkat bahayanya yang masih tergolong rendah. Tetapi meskipun begitu, adrenalin kita cukup terpompa dengan kondisi yang ada. Apalagi pada satu kesempatan, pak Barry membuat kami berlima tercebur di kedalaman sungai dengan permainannya.
Dengan satu teknik pendayungan tingkat tinggi, Pak Barry membuat perahu kami terbalik. Wow.. kami panik bukan kepalang. Terutama aku. Karena aku termasuk pe-rafting yang nggak bisa renang.. Diantara kami memang hanya Pak Ardi, Maya dan pak Henry yang bisa renang. Sedang aku, pak Rudy dan Beny hanya bisa renang gaya batu. Ketika perahu di balik, aku tercebur ke kedalaman sungai. Bukan hanya itu.. Badan perahu karet itu menimpa tepat di atas kepalaku. Sontak aku panik bukan main. Tetapi aku segera ingat pepatah "Jika kamu panik, paniklah dengan tenang".. Untunglah, meski aku berada di bawah telungkupan perahu karet yang terbalik, tetapi perahu itu masih menyisakan rongga tempat untuk bernapas. Dan tak berapa lama, pak Barry segera mengembalikan perahu pada posisi semula.

To be Continued...

Thursday 1 January 2009

My Book : Published in 2003

Tahun 2003 adalah awal tahun saya belajar menulis untuk diterbitkan oleh penerbit secara profesional. Puji Tuhan di tahun pertama belajar menulis ini berhasil menerbitkan 5 buah buku. Terima kasih Pak Listiyanto, Pimpinan Penerbit Gava Media, penerbit pertama yang mau mem-publish tulisan saya. Juga pak Andri Kristanto, penulis produktif yang pertama kali mengajak saya "nyemplung" dalam dunia tulis menulis ini.

Membuat Desain Kreatif Profesional 
Panduan Aplikatif Sistem Akuntansi Online 
Teknik Merakit PC, Gava Media 2003
PC Troubleshooting, Gava Media 2003
Dua buku saya yang diterbitkan oleh Gava Media, waktu itu bisa dibilang "best seller", bicara tentang hardware yaitu Teknik Merakit PC Modern dan buku PC Troubleshooting Plus.




 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India