Let's Explore IT !

Kata mbah Bardolo, IT tidak hanya teknik.. IT tidak hanya sains..
Tetapi IT adalah juga seni, humanisme dan cinta....

Wednesday 21 October 2020

Mencari Journal terindeks Scopus yang cocok dengan paper kita

Melakukan publikasi ilmiah bagi seorang dosen merupakan sebuah "harga mati". Disamping tuntutan untuk kepentingan pengurusan Jabatan Fungsional, publikasi merupakan sebuah keharusan agar ide-ide penelitian yang kita lakukan tidak hanya tersimpan di laci arsip atau rak perpustakaan saja, tetapi dapat dibaca, diketahui dan dimanfaatkan oleh khalayak. 

Meski demikian, ketika kita sudah memiliki paper untuk dipublikasikan, permasalahan berikutnya adalah kemana kita akan mempublikasikan paper tersebut? Journal ilmiah mana yang cocok dengan karakteristik paper kita. 

Beberapa penerbit besar yang memberikan jaminan mutu publikasi seperti Springer, Elsevier, dan Wiley sudah membuatkan sebuah sistem yang mempermudah kita untuk menemukan jurnal yang cocok dengan paper yang kita miliki. 

Berikut adalah journal sugester atau journal finder yang bisa digunakan:

Sugester tersebut biasanya meminta kita mengisikan judul, abstrak dan kata kunci dari paper kita, lalu mereka akan mencoba menemukan jurnal yang sesuai dengan paper tersebut dan memberikan rekomendasi kepada kita.

Beberapa link penting terkait:
Yukk silakan dicoba.

Sunday 30 August 2020

[Kuliah Penulisan Karya Ilmiah 1] Tentang Menulis Artikel Ilmiah

Posting Date : 31 Agustus 2020

Bicara tentang Penulisan Karya Ilmiah, tentu terdapat dua kata kunci penting yaitu  "menulis" dan "ilmiah". Tentang menulis, semua orang pasti bisa melakukannya karena kegiatan sehari-hari kita tentu tidak lepas dari yang namanya menulis. Tetapi menulis yang ilmiah, membutuhkan kaidah-kaidah khusus agar artikel yang dihasilkan  dapat di kelompokkan sebagai artikel ilmiah.

Tentang Artikel Ilmiah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel ilmiah merupakan karya tulis sebagai hasil analisa suatu kejadian. Artikel tersebut harus disusun memenuhi kaidah ilmu pengetahuan. Artikel tersebut merupakan hasil berpikir ilmiah, representasi hasil pemikiran atau suatu obyek kajian kepada pembaca melalui bahasa tulisan. Jadi dalam hal ini setiap artikel ilmiah memiliki syarat mutlak “ditulis dengan mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah”. Hal itu yang nantinya akan dipelajari secara lebih mendalam pada mata kuliah ini.

Gaya Selingkung Penulisan Ilmiah

Secara umum, terdapat dua gaya penulisan sebuah artikel, yaitu gaya penulisan POPULER dan gaya penulisan  ILMIAH. Coba perhatikan perbedaan gaya penulisan di bawah ini.

"Mengacu pada pendapat James Bower (1995), Sistem Informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan hasil yang menguntungkan. Sementara Johansyah (2008) menyatakan bahwa Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi."

Atau perhatikan yang ini :

"Tahukan Anda apa itu Sistem informasi? Mungkin Anda pernah baca bukunya sang Maestro James Bower tentang Sistem Informasi. Menurut James Bower, Sistem Informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan hasil yang menguntungkan. Jelas Bukan?"

Kedua artikel tersebut sama-sama membahas tentang pengertian Sistem Informasi, tetapi memiliki gaya penulisan yang berbeda. Gaya pertama adalah gaya Penulisan Ilmiah, sedangkan gaya yang kedua merupakan gaya Penulisan Populer. Penulisan ilmiah, tentu harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu agar bisa dianggap sebagai karya ilmiah. Misalnya harus menggunakan ejaan yang disempurnakan, tidak boleh menggunakan kata ganti orang, dan sebagainya.

Selanjutnya meskipun aturan umumnya sama, tetapi terkadang antara satu artikel ilmiah dengan artikel ilmiah yang lain memiliki format yang berbeda. Penulisan artikel ilmiah memang memiliki format standard tertentu seperti pendahuluan, metodologi, pembahasan dan penutup. Tetapi tata cara dan teknik penulisannya bisa saja berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhan dimana artikel tersebut ditulis. Gaya penulisan artikel ilmiah tertentu mungkin berbeda dengan gaya penulisan artikel ilmiah lain. Gaya penulisan yang berbeda-beda itulah yang disebut dengan nama Gaya Selingkung. Sebagai contoh, gaya selingkung penulisan Jurnal AITI di FTI UKSW tentu berbeda dengan gaya penulisan Jurnal SISTEM KOMPUTER UNDIP, meski format umumnya sama.

Bahan lengkap materi di atas bisa di unduh disini.

---------------------------------

Thursday 19 March 2020

Memanfaatkan Zoom Cloud untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID 19 di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengumumkan kebijakan social distance, dimana masyarakat dihimbau untuk beraktivitas produktif dari rumah masing-masing. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor pada Senin (16 Maret 2020). "Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah dari rumah perlu terus digencarkan untuk mengurangi pengurangan penyebaran virus Covid-19," ujar Presiden Jokowi.

Untuk mendukung kebijakan bekerja dan belajar dari rumah, banyak aplikasi dan platform teknologi yang bisa digunakan. Beberapa diantaranya adalah Skype dari Microsoft, Connect Wise Control, Hangout dari Google, Cisco Webex dan tentu saja Zoom Clouds. Nah yang akan kita bahas saat ini adalah Zoom Clouds. Aplikasi Zoom Clouds merupakan aplikasi yang dengan fitur-fitur yang dimilikinya, mendukung model pembelajaran jarak jauh antara dosen atau guru dengan siswa-siswanya. Aplikasi yang merupakan jenis meeting online application dengan konsep screen sharing ini memungkinkan pengajar bertatap muka dengan siswanya sampai lebih dari 100 orang partisipan. Perangkat yang digunakan bisa PC atau laptop atau smartphone. Jadi dalam satu sesi, dosen atau guru bisa langsung mengajarkan materi kepada siswa-siswanya baik secara oral, ataupun menggunakan media bantu seperti power point atau yang lainnya.

Zoom sendiri dikembangkan sejak tahun 2011 oleh seorang insinyur kepala dari Cisco Systems dan unit bisnis kolaborasinya, WebEx. Pelopornya adalah Eric Yuan, lulusan Stanford University yang sebelumnya pernah menjabat wakil presiden bidang teknik di Cisco. Berama dengan David Berman dari WebEx, mereka meluncurkan layanan Zoom sejak Januari 2013, dan empat bulan berikutnya mengklaim sudah mendapatkan satu juta partisipan.

Zoom berkembang pesat dan banyak disukai penggunanya karena memiliki fitur yang cukup lengkap. Penggunaan aplikasi secara gratis diberikan cukup menarik dengan beberapa fitur seperti berikut:

  • Mampu menampung hingga 100 partisipan 
  • Jumlah pertemuan (meeting) tidak terbatas 
  • Dapat melakukan share screen kepada semua partisipan sehingga siswa dapat melihat apapun yang dosen atau guru tampilkan di layar seperti slide power point, video pembelajaran dan lain-lain. 
  • Meeting satu orang dengan satu orang dapat dilakukan tanpa pembatasan waktu. 

Meskipun demikian versi gratis ini memiliki kelemahan bahwa untuk sekali pertemuan (meeting) dalam satu kelompok dibatasi maksimal hanya sampai 40 menit saja. Jika membutuhkan waktu lebih, kita bisa mengulangnya dengan meeting baru.

Jika Anda tertarik menggunakan Zoom Cloud bisa mengunduh panduan berikut ini.
Download Panduan Zoom Clouds.

Atau berikut ini:
Download Cadangan






 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India